Album of the Month: Ellie Goulding – Delirium

Menyimak karir Ellie Goulding selalu menarik. Saat membuka karirnya dengan “Lights” di tahun 2010, ia beken karena lagu-lagu indie-pop berbalut electronica dan folknya. Kerjasamanya dengan Starsmith sebagai produser begitu padu, sehingga “Lights” pun terasa berkesan dan mampu mengangkat nama Goulding ke permukaan.

Lantas ia menyusulnya dengan “Halcyon” di tahun 2012. Masih bergerak di latar indie-pop-folk-tronica, namun Goulding melebarkan sayap dengan memasuki ranah indie-dance dan (tentu saja) EDM. Kini, di album ketiganya, “Delirium“, Goulding memutuskan untuk terjun bebas ke ranah pop. Dan untuk itu, nama mana lagi yang paling tepat untuk membantunya selain Max Martin, Greg Kurstin dan Ryan Tedder?

Ketiga nama tersebut harus diakui merupakan nama panas dalam ranah pop masa kini. Para penampil pop terbesar saat ini merasa berkewajiban untuk harus mengajak mereka. Beyonce, Taylor Swift, bahkan Adele! Tentunya ini adalah pilihan tepat, pikir Goulding.

Hasilnya, sesuai dugaan, “Delirium” dipenuhi dengan track-track catchy yang pastinya memuaskan untuk didengar. Contoh sukses kerjasama Goulding bersama Martin dapat ditemui dalam ‘Love Me Like You Do’ yang merupakan soundtrack untuk film “50 Shades of Grey”. Electro-ballad yang juga mengajak Ali Payami, Savan Kotecha, Ilya Salmanzadeh dan Tove Lo ini sukses merangkai sebuah anthem pop terpanas di tahun 2015 ini.

Jika formula terbukti sukses, maka mengapa tidak diulang kembali? Sayangnya ‘On My Mind’ tidak seimpresif ‘Love Me Like You Do’. Pop RnB ini terdengar monoton dan repetitif, sebagaimana chorusnya. Sebuah blunder sebagai single andalan.

Untungnya “Delirium” masih punya banyak amunisi. Track-track yang terdapat di dalamnya dapat berdiri sendiri dan dilepas untuk menjadi bagian dari Top 40. Meski agak mengingatkan akan Taylor Swift era “1989”, tapi ‘Something In The Way You Move’, yang dipandu oleh Kurstin, bisa menjadi contohnya. Lantas ada juga track berbau EDM olahan Tedder, ‘Keep On Dancing’, yang cukup seru dinikmati, meski terasa lebih low-key sebagai teman di lantai dansa. Track-track semi EDM lain dapat ditemui dalam ‘Codes’, ‘We Can’t Move This’, ‘Don’t Need Nobody’ atau ‘Devotion’ yang mengadopsi folk dalam house/UK garagenya.

‘Around You’ mungkin terasa pas sebagai bagian dari “E.MO.TION” Carly Rae Jepsen, tapi vokal Goulding yang khas memberikan karakteristik tertentu. Inilah kekuatan Goulding. Meski beberapa lagu terasa mirip dengan lagu milik artis lain, tapi ia bisa memberi warnanya tersendiri untuk lagu-lagunya.

Meski begitu, “Delirium” tidak hanya menawarkan nomor-nomor plastis yang “kekinian”. Bagi yang mengharapkan Goulding seperti dulu yang kita kenal dari dirinya, ia masih menawarkannya, meski dimampatkan di bagian-bagian akhir album.

Coba simak ‘Army’. Dibuka dengan gitar, track yang dibantu oleh Martin, Payami dan Continuous ini menghadirkan sebuah pop-ballad dengan teriakan indie-pop yang kita kenal dari Goulding. Menyentuh, meski intens. Lantas ada balada akustik folk yang terasa syahdu, ‘Lost and Found’, yang entah mengapa justru terasa tidak pas sebagai bagian “Delirium”.

Baiklah. “Delirium” memang masih sebuah album yang entertaining. Sebuah kinerja pop yang cermat. Tapi jika mengharapkan “jiwa” Goulding, rasa-rasanya dua album terdahulu lebih bisa mengakomodir hal itu. Meski demikian bukan sebuah blunder juga. Toh, meski rasa-rasanya agak jenerik, tapi pop yang ditawarkan “Delirium” masih cukup nyaman dinikmati. Yang paling penting, ia sangat Ellie Goulding sekali. Sesuatu yang tidak bisa kita temui di penyanyi atau musisi lain.

Official Website

TRACKLIST
1. “Intro (Delirium)” 1:54
2. “Aftertaste” 3:46
3. “Something in the Way You Move” 3:47
4. “Keep On Dancin'” 3:46
5. “On My Mind” 3:33
6. “Around U” 3:17
7. “Codes” 3:16
8. “Holding On for Life” 4:15
9. “Love Me like You Do” 4:12
10. “Don’t Need Nobody” 3:33
11. “Don’t Panic” 3:16
12. “We Can’t Move to This” 3:28
13. “Army” 3:57
14. “Lost and Found” 3:36
15. “Devotion” 3:46
16. “Scream It Out” 3:09