12 April 2013

Justin Timberlake – Mirrors


Released by: Sony Music Entertainment Indonesia
Setelah track What Goes Around, Comes Around, saya pikir tidak akan menemui lagi satu track yang memiliki durasi sepanjang 2 lagu yang digabungkan menjadi satu. Apa permasalahan terbesarnya? Kita akan bisa diserang oleh kebosanan yang mutlak. Tapi mungkin juga kita lupa, bahwa ini adalah Justin Timberlake.
Ketika Mirrors dibedah dari setiap fragmen, maka episode pertama haruslah berakhir di menit ke 3.18. Interlude yang dihadirkan sepanjang dua menit hanyalah sebagai jeda sejenak. Ketika dia memperlihatkan kemampuannya untuk sedikit bernyanyi falsetto. Kemudian kita akan dibawa mendengar akhir cerita mulai dari menit ke enam. Apakah kita bisa menghentikan track ini di menit ke 3? Bisa saja, namun esensi yang dihasilkan akan hilang.
Tidak ada yang istmewa pada beat-beat yang ditawarkan oleh JT setelah 25 detik intro yang membuat penasaran. Tetapi keterbiasaan inilah yang membuat kita semakin menyadari bahwa memang musik JT yang lebih sederhana bisa menjadi teman untuk kapan saja. Menjadi semacam pengobat rasa rindu, bahwa ada sesuatu yang tidak berubah. Layaknya seorang teman yang telah lama jalan bersama.
Apa akibatnya? Untuk mereka yang mengharapkan sesuatu yang wah, terang saja akan kehilangan sentuhan “magic” yang dulu dijejalkan padanya berkat musik yang tidak biasa pada album terdahulu. Tapi satu hal yang paling terasa adalah Justin Timberlake mengalami kematangan emosi yang sangat mencolok. Dilihat dari lirik I don’t wanna lose you now/ I’m lookin’ right at the other half of me/ The vacancy that sat in my heart/ Is a space that now you hold. Ouch!


Mungkin hanya Master Oogway yang bisa mengatakan frasaYesterday is history/ Tomorrow’s a mystery tanpa harus kelihatan seperti menggurui. Tapi masa depan Justin Timberlake rasanya sudah bisa ditebak. Sejak Cry Me A River, dia menekankan bukan hanya bisa bernyanyi dengan penuh penjiwaan, tapi lirik yang dalam bisa menjadi perenungan yang bisa diikuti oleh semua orang. Siapa yang tidak pernah berdrama dalam sebuah hubungan? Selain Justin Timberlake, ada Timothy Mosley, Jerome Harmon, James Fauntleroy yang bertanggung jawab untuk lirik keseluruhan.
Yang pasti kita masih akan merasakan cita rasa Timbaland yang sangat kental. Walaupun tanpa tambahan vokalnya sebagai background, tetapi banyak ciri Timbaland yang berserakan. Seperti efek beatbox yang ada pada layer dasar musiknya, vokal Justin yang seolah berlapis pada bagian refrain, sampai bagian interlude. Siapa yang paling bisa memahami Justin Timberlake sebaik Timbaland?
Dirilis secara resmi pada tanggal 11 Februari, setelah penampilan yang berkelas di Grammy 2013, track ini mendapat airplay yang sangat mendominasi. Versi radio editnya sendiri berdurasi 4.37 tapi tidak menyurutkan minat orang untuk mendengarkannya lagi dan lagi. Walau baru peak di posisi 11 chart US Billboard Hot 100 (terhitung dari minggu lalu), track ini tetap menyokong album The 20/20 Experience berada di posisi puncak US Billboard Top 200. Dan jangan lupa, single ini sempat jadi jawara di UK Singles Chart selama 3 minggu berturut-turut.
Apakah Justin Timberlake masih akan berjaya? Mengingat musik yang saat ini dipenuhi hingar bingar autotune, rasanya mendengarkan sesuatu yang familiar dan seperti Justin Timberlake di masa jayanya tetap tidak bisa ditolak. Ini adalah comebackyang memuaskan. Cheers!

0 komentar:

Posting Komentar